Dalam tilikan spiritual, ada korelasi antara orang shalih dan keberkahan satu negeri. Keberadaan orang-orang shalih bisa menjadi sebab tertundanya azab dan turunnya rahmat Allah swt atas satu negeri dimana mereka berada.
Kesimpulan ini terinspirasi dari firman Allah swt yang berbunyi : Dan Tuhan-Mu tidak akan membinasakan negeri-negeri sebelum Dia mengutus seorang Rasul di Ibukotanya yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka; dan tidak pernah (pula) Kami membinasakan (penduduk) negeri kecuali penduduknya melakukan kezaliman” (Q.S. Al-Qasas: 59). Hal senada juga diungkap dalam satu hadits qudsi yang menyatakan Allah swt berfirman: sebenarnya Aku sudah muak melihat tingkah laku manusia yang sudah melampaui batas, ingin rasanya aku turunkan azab dengan segera tapi Aku lihat masih ada orang-orang tua yang bangun tengah malam bersujud di hadapan-Ku sambil bercucuran air mata (berharap ridho dan keampunan dari-Ku), bayi-bayi masih menyusui dan binatang-binatang ternak masih mencari makan, maka azab pun Aku tunda.
Tidak hanya tertundanya azab, keberadaan orang-orang shaleh bisa mengundang rahmat Allah swt dan keberkahan atas satu negeri. Allah swt berfirman “Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya” (Q.S. Al-A’raf: 96)
Yang dimaksud dengan keberkahan disini, yaitu bertambahnya kebaikan. Kebaikan mengalir dari segala penjuru; dari langit dan bumi, dari daratan dan lautan yang dengannya membuat satu negeri menjadi aman, makmur dan sejahtera.
Setuju atau tidak setuju, kemajuan satu negeri bisa dicapai tidak bisa dilepaskan dari upaya pemanfaatan sumber daya alam yang sudah disediakan oleh Sang Pencipta untuk kita. Dalam pengertian lain, apa yang diperoleh sebenarnya hasil dari pengelolaan terhadap bahan baku yang sudah dipersiapkan Allah swt berupa hasil bumi yang terdapat di daratan dan di lautan. Tak bisa dibayangkan betapa sulitnya satu negeri yang miskin SDA-Nya untuk maju dan berkembang. Tentu saja pemerintah negeri itu harus berpikir keras untuk mendapatkan modal untuk membangun negerinya.
Orang shahleh pada hakekatnya adalah orang-orang yang dalam pengetahuan agamanya, selalu mendekatkan diri kepada Allah swt, ikhlas dalam amalnya dan terpuji akhlak dan prilakunya. Mereka bukan orang-orang yang riya dengan ilmu dan kesalehannya. Mereka bukanlah orang-orang yang mudah terjebak dengan tipu daya dunia dan segala isinya. Mereka adalah orang-orang yang tidak berbicara kecuali hal-hal yang mendatangkan manfaat dan faedah. Mereka adalah orang-orang yang hati dan lidahnya selalu berzikir kepada Allah swt.
Seharusnya satu negeri yang masih ada orang-orang saleh tinggal di dalamnya bersyukur kepada Allah swt karena merekalah pada hakekatnya secara spiritual menjadi sebab turunnya rahmat dan barakah dari Allah swt. Sungguh menyedihkan sekali bila satu negeri sudah tidak ada lagi di dalamnya orang-orang yang saleh. bila penduduk negeri itu berbuat zalim baik terhadap dirinya dan orang lain, maka tidak ada lagi alasan bagi Allah swt untuk menurunkan sanksi atas mereka disebabkan perbuatan yang mereka lakukan.
Oleh karena itu, dalam rangka merayakan hari jadi Bengkalis yang ke-504, kita juga harus berupaya untuk menghormati dan memuliakan orang-orang saleh. Menitip doa kepada mereka untuk keberkahan negeri. Dan mulai berpikir ke depan untuk melakukan kaderisasi sebagai pengganti mereka. Karena kenyataan menunjukkan bahwa jumlah orang-orang alim di negeri terubuk ini sudah semakin langka. Wallahu'alam
Ketua MUI Kab.Bengkalis
Bagikan
ORANG SHALEH DAN KEBERKAHAN SATU NEGERI (REFLEKSI HARI JADI BENGKALIS KE-504)
4/
5
Oleh
BEDENAI INFO