Thursday, July 28, 2016

HUBUNGAN AGAMA DAN NEGARA BUKANLAH PERTENTANGAN


Aswaja (Ahlussunnah waljama'ah) Karakteristik Bangsa, Sebagai Benteng NKRI
Peran Agama dan Ulama' serta Ideologi dunia sangat mempengaruhi sekali dalam terciptanya bangsa dan Negara Ini. Tokoh-tokoh kemerdekaan kita diakui ataupun tidak kebanyakan dari para ulama' sebagai orang yang mengetahui akan agama orang yang terpelajar dan berilmu Dimana para tokoh tersebut kebanyakan dari desa terpencil, desa yang basisnya untuk menyebarkan faham nasionalis secara agamis, dan itulah yang dinamakan Aswaja.
Telisik dari dulu hingga sekarang para ulama' sering berkata "Hubul Wathon Minal Iman" Cinta tanah Air Itu adalah sebagian dari iman, inilah bentuk formulasi kajian keagamaan yang dislipkan dalam esensi Pancasila yang berupa Persatuan Indonesia.
Para ulama menghendaki setiap manusia di negara ini agar bersatu dalam mewujudkan cita-cita kemerdekaan agar mencintai negaranya rela berkorban dengan jiwa dan raganya seperti yang biasa kita dengar dari sebagian ulama' di desa khususnya ulama' kaum Nahdhliyyin"
Dari kata di atas banyak kita ambil pelajaran bahwa ulama'lah yang membawa faham keaswajaan untuk membentengi keutuhan NKRI.

Karakter bangsa Indonesia yang sering kita dengar adalah ramah dan santun namun apakah semua itu benar ?tentu perlu kita adakan beberapa kajian dibalik semua ini.Dalam kejadian nyata dapat kita ketahui bahwa masyarakat di Indonesia ini banyak sekali suku bangsa dan agama, tetapi mereka tidak satu sama lain bertengkar layaknya negara lain yang notabenya hanya satu ras dan bangsa serta agama, dan hal inilah yang patut dibanggakan, namun hal apa yang mempengaruhi Indonesia seperti ini?inilah yang harusnya menarik kita perbincangkan.
Kalau kita melihat negara lain yang islam kenapa kok sering berbuat ulah tempur sesama islamnya? 
itu pertanyaan yang muncul, jawabnya hanya satu , yaitu karena tidak memiliki pandangan hidup dan dangkalnya memahami filosofis keagaamaan serta ketatanegaraan, itulah jawabnya.


Berikut juga tak lepas dari peran ulama' serta tokoh agama yang lain, dimana terjadi kesepakatan untuk bersatu, dan berjuang bersama dalam memperjuangkan serta mengisi kemerdekaan Indonesia dalam bingkai demokrasi Pancasila ala Aswaja.
Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (al-Hujuraat: 13) 
Di dalam agama itu semua menurut Allah.swt termasuk ketaqwaan (orang-orang yang bertaqwa kepada Allah)".
Dari ayat di atas kita dapat belajar makna saling menghargai, saling toleransi, antar warga negara dalam bingkai aswaja dan pancasila ala warga nahdlhiyyin.
Benteng aqidah di Indonesia untuk memberikan keutuhan pada negara indonesia adalah Aswaja, dan pancasila, dimana ada satu keterkaitan , dan saling mendukung antar agama serta cinta kasih dalam makna untuk seluruh alam di Indonesia pancasila adalah kesepakatan yang dibuat antara founding father pendiri bangsa negara kita agar tetap utuh dan jaya sebagai dasar serta filosof negara.

Maka sangat diperlukan menjamurkan makna islam ahlusunnah wal jamaah annahdlhiyyah diwilayah indonesia ini khususnya di Kabupaten Bengkalis, Riau sebagai benteng NKRI dari faham radikal Islam yang telah bergerak dan merongrong keutuhan NKRI dan Islam Aswaja tentunya.

Bagikan

Jangan lewatkan

HUBUNGAN AGAMA DAN NEGARA BUKANLAH PERTENTANGAN
4/ 5
Oleh BEDENAI INFO

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.

Comments
0 Comments