Wednesday, October 2, 2019

Sifat Buruk Manusia Menurut Persepektif Alqur'an



Ada beberapa istilah yang digunakan al-quran untuk menyebut manusia, yaitu (1) Al-Basyar, kata ini menunjukan makna manusia sebagai makhluk yang memiliki segala sifat kemanusiaan dan keterbatasan, seperti makan, minum, seks, keamanan, kebahagiaan, dan lain sebagainya. (2) Al-Insan, kata ini untuk menunjukkan kepada manusia dengan seluruh totalitas, jiwa dan raga. Manusia berbeda antara seseorang dengan yang lain, akibat perbedaan fisik, mental dan kecerdasannya. (3) al-Ins, kata ini menunjukan jenis makhluk yang diberi taklif [kewajiban yang bersifat keagamaan]; (4) al-Nas menunjukkan pada eksistensi manusia sebagai makhluk hidup dan sosial. Secara keseluruhan, tanpa melihat status keimanan atau kekufurannya.

Dalam kaitannya dengan manusia, Al-Quran menyebutkan beberapa sifat buruk yang dimiliki oleh sebagian besar manusia, antara lain:

(1). Sifat Lemah

Sifat ini digambar Allah swt dalam Q.S. al-rum 54 Allah, “Dialah yang menciptakan kamu dari Keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah Keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah yang Maha mengetahui lagi Maha Kuasa”.

Lemah disini menurut penjelasan para ulama bisa bermakna lemah secara fisik jasmaniah dan bisa juga lemah secara psikis, yaitu lemah (dalam melawan) hawa nafsu buruk. Dalam konteks ini, manusia memiliki karakter yang mudah tergoda, terpancing dan terpengaruh untuk berbuat dosa dan kejahatan. hal ini sebagaimana tersirat dalam firman Allah swt: “Wahai manusia! Apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhan-mu Yang Maha Pengasih.” (Q.S. Al-Infithor 6)

(2). Suka Mengeluh dan Kikir.

Sifat ini digambarkan oleh Allah swt dalam al-quran surat al-ma’arij ayat 19: “Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir” maksud ayat ini adalah manusia memiliki sifat sangat gelisah dan marah bila ditimpa kesusahan dan sangat kikir bila mendapat kebaikan dan kemudahan. Sifat kikir manusia ini diperkuat oleh ayat lainnya: “Katakanlah: "Kalau seandainya kamu menguasai perbendaharaan-perbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya perbendaharaan itu kamu tahan, karena takut membelanjakannya". dan adalah manusia itu sangat kikir. [Q.S. Al-Isra: 100). Hal ini dikuatkan lagi oleh ayat “Apabila dia ditimpa kesusahan dia berkeluh kesah, dan apabila mendapat kebaikan (harta) dia jadi kikir.” (Al-Ma’arij 21).

Berdasarkan ayat-ayat di atas, dipahami bahwa sifat suka mengeluh ini berkaitan dengan kesusahan dan kesulitan yang dialaminya. Tatkala keadaan sulit menimpanya, maka manusia sering mengeluh, nyinyir bahkan ada yang sampai berputus asa. Sementara kikir berkaitan dengan nikmat yang diterimanya. Ketika mendapatkan nikmat yang berlebih, manusia acapkali tidak mau berbagi dengan yang lainnya dan cenderung menahannya.

(3) Suka Berbuat Zalim dan Bodoh

Sifat ini digambarkan oleh Allah swt dalam Q.S. Al-Ahzab: 72: “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu Amat zalim dan Amat bodoh” dan “Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).” (Q.S. Ibrahim 34).

Kezaliman dan kebodohan manusia itu tergambar dari prilaku yang suka menganiaya orang, merusak alam (lingkungan) dan menumpahkan darah. Padahal prilaku tersebut akan membawa dampak buruk (mudharat) terhadap kehidupan mereka juga. Disinilah semakin tampak kebdodohannya.

(4) Cenderung Lupa diri [Kufur Nikmat]

Sifat ini tergambar dalam firman Allah swt: “Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami Hilangkan bahaya itu darinya, dia kembali (kejalan yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya.”(Q.S. Yunus 12) “Dan apabila Kami Berikan nikmat kepada manusia, dia berpaling dan menjauhkan diri (dengan sombong); tetapi apabila ditimpa malapetaka maka dia banyak berdoa.”(Q.S. Fussilat: 51).

Kedua ayat ini menjelaskan sifat kurat baik manusia yang acapkali suka lupa diri [lupa daratan]. Tatkala mereka berada dalam kesusahan dan kesulitan, mereka selalu berdoa dan memohon pertolongan Allah swt. Akan tetapi ketika kesusahan dan kesulitan itu sudah diangkat dan mereka diberi nikmat, mereka cenderung lupa diri dan kembali menjadi durhaka. Sampai manusia dicap oleh Allah swt sebagaimana terdapat dalam al-quran:“Sungguh, manusia itu pengingkar (nikmat Tuhan) yang nyata.”(Q.S. Al-Zukhruf: 15) dan “Sungguh, manusia itu sangat ingkar, (tidak bersyukur) kepada Tuhan-nya”(Q.S. Al-Adiyat: 6)

(5) Sombong

Sifat ini tersirat dalam firman Allah swt: “Sekali-kali tidak! Sungguh, manusia itu benar-benar melampaui batas, apabila melihat dirinya serba cukup.” (Q.S. Al-Alaq 6-7). Ketika manusia itu diberikan kelebihan dari sisi materi maupun non materi, mereka cenderung membangga-banggakan diri mereka di hadapan manusia lainnya. Q.S. Al-Takatsur menggambarkan: “Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur”. Kelebihan dalam hal harta, keturunan, pangkat (kedudukan) dan populeritas telah membuat manusia menyombongkan diri sampai mereka akan menghadapi kematian. Dalam tafsir yang lain, untuk menunjukkan kemegahan dan kehormatan mereka, mereka sampai mendatangi kuburan untuk membuktikannya.

(6) Suka Berbantah-Bantah

Sifat ini tergambar dalam firman Allah swt: “Tetapi manusia adalah memang yang paling banyak membantah.”(Q.S. Al-Kahfi: 54). Ayat ini menyiratkan bahwa manusia memang cenderung keras kepala dan suka berbantah-bantah. Sebagian besar mereka cenderung merasa benar dan ingin menang sendiri. Tidak mau menerima kebenaran apabila tidak sejalan dengan pendapat dan kepentingan mereka.

(7) Suka Tergesa-gesa [Ceroboh]

Sifat ini tersirat dalam firman Allah swt “Dan manusia (seringkali) berdoa untuk kejahatan sebagaimana (biasanya) dia berdoa untuk kebaikan. Dan memang manusia bersifat tergesa-gesa.” (Q.S. Al-Isra’: 11). Sesungguhnya manusia mempunyai tabiat selalu tergesa-gesa dalam menghukumi apa yang terjadi pada manusia, dalam segala ucapan dan perbuatan. Manusia biasanya tergesa-gesa dalam menyeru kepada kejahatan sebagaimana halnya dalam menyeru kepada kebaikan. Juga biasanya tergesa-gesa dalam berdoa kepada Allah agar diturunkan bala kepada siapa yang menyulut amarahnya sebagaimana halnya ketika mendoakan seseorang dengan kebaikan. 
Wallah A'lam [].

Sanad : H. Amrizal, MA

Bagikan

Jangan lewatkan

Sifat Buruk Manusia Menurut Persepektif Alqur'an
4/ 5
Oleh BEDENAI INFO

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.

Comments
0 Comments