Monday, January 28, 2019

PROPAGANDA, NARASI AGAMA DAN MEDIA SOSIAL


Syekh Ramadan Al-Buthi adalah seorang ulama terkemuka di Suriah yang berfaham Sunni. Fatwa-fatwanya cukup didengar. Kitab-kitabnya sangat populer dan menjadi rujukan sebagian besar ulama di Indonesia. Ia memiliki pemahaman keislaman moderat (wasathiyah) Tidak antipati terhadap pemerintah dan ketika pemerintah menurutnya melakukan kesalahan, Ia menasehatinya dengan cara langsung menemuinya (tidak berkoar-koar di depan umum). Akan tetapi ia dituduh oleh sebagian kelompok yang bertikai di Suriah sebagai Ulama Sulthan (ulama pemerintah) atau lebih kasar lagi ulama penjilat pemerintah. Akhirnya terjadilah peristiwa yang tragis dan menyedihkan sekali sebagaimana diceritakan oleh puteranya Dr. Taufiq Ramadan Al-Buthi dalam wawancara bersama wartawan Republika Baca Selengkapnya : (Ini Pengakuan Putra Ramadhan Al-Buthi tentang Konflik Suriah)
"Pada 21 Maret 2013, usai shalat Maghrib seorang pemuda berusia 18 tahun-an datang masuk ke Masjid al-Iman, Damaskus, ia semula duduk di belakang dua menit, lalu beranjak mendekati posisi ayah saya yang sedang menyampaikan kajian tafsir. Jarak antara pemuda dengan posisi beliau duduk kira-kira 6 meter. Lalu meledakkan diri. Sebagian besar jamaah meninggal langsung jumlahnya 45 orang. Total korban jiwa sebanyak 53 orang. Ledakan tak berdampak signifikan pada luka ayah saya, hanya luka ringan di bagian bibir. Bahan peledak C-4 itu di dalamnya terdapat potongan-potongan material kecil. Ledakkan begitu dahsyat, begitu tersadar, meski dalam kondisi berdarah-darah, Ahmad mencoba menolong kakeknya, tapi lukanya yang parah tak lagi mampu menopang dirinya sendiri. Ia terjatuh dan akhirnya syahid di Rumah Sakit. Melalui telepon, kami mendapat informasi, ayahanda saya hanya terluka di bagian kening dan kaki, tetapi Allah SWT berkehendak lain, sesampainya di RS, saya dikasih tahu, beliau telah wafat. Saya akhirnya melihat langsung jenazahnya, perasaan bercampur aduk, seolah tak percaya. Beliau seperti tertidur biasa. Mukanya putih, badannya masih hangat, bibirnya merah, saya cium keningnya. Saya tanya ke dokter bagaimana kondisi Ahmad? Dokter menjawab kritis, Ahmad akhirnya wafat"

Inilah sekelumit contoh bahaya dan dahsyatnya propaganda yang bisa menghasut banyak orang sehingga diantara mereka ada yang sampai melakukan tindakan yang berlebihan-lebihan (al-ghuluw).

Propaganda yang paling ampuh dan mudah sekali mempengaruhi pikiran bawah sadar banyak orang apabila dibumbui oleh narasi-narasi agama. Teks-teks kitab suci dan simbol-simbol agama yang digunakan dalam propaganda akan membuat banyak orang percaya seolah-olah apa yang disampaikan merupakan bagian dari misi dan perjuangan agama. Padahal belum tentu sepenuhnya benar. Bisa saja penafsiran atas teks-teks kitab suci atau simbol-simbol agama tersebut disesuaikan dengan kepentingan kelompok mereka.

Media Sosial dalam kaitan dengan ini menjadi sarana yang paling efektif dan cepat untuk menyebarluaskan propaganda. Inilah yang terjadi di Tunisia, Mesir dan beberapa negara timur tengah lainnya. Sehingga berujung pada perang saudara dan konflik berdarah dimana yang menajadi korban adalah rakyat sipil, perempuan dan anak-anak yang tidak tahu menahu akan persoalan yang terjadi.

Sepatutnya apa yang terjadi di beberapa negara timur tengah itu menjadi iktibar dan pelajaran berharga bagi kita bangsa Indonesia. Barangkali ada yang beranggapan kondisi di Indonesia berbeda dengan yang terjadi di Timur Tengah atau tidak akan terjadi seperti di Timur Tengah. Tapi kalau diamati pola-pola yang digunakan memiliki kesamaan.

Oleh karena itu kita harus tetap waspada dan berhati-hati. Jangan mudah percaya dengan propaganda-propaganda yang disebarluaskan melalui media sosial. Tujuan utama yang diinginkan dari propaganda itu sebenarnya untuk memecah belah indonesia. Mari kita jaga Indonesia ini tetap rukun, aman dan damai. Jangan mudah percaya dan ikut-ikutan menyebarluaskan hoax dan fitnah karena keduanya merupakan cara yang paling ampuh sebagai pemicu terjadinya kegaduhan dan konflik sosial. 
Wallah A'lam[].

Oleh : H. Amrizal, MA

Bagikan

Jangan lewatkan

PROPAGANDA, NARASI AGAMA DAN MEDIA SOSIAL
4/ 5
Oleh BEDENAI INFO

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.

Comments
0 Comments