Sebagai organisasi Islam yang lahir di Indonesia, dari dahulu sampai sekarang komitmen Kebangsaan NU dan Muhammadiyah jelas dan sudah teruji. Jangan mengira NU dan Muhammadiyah tidak tersakiti oleh pernyataan Ahok yang diduga bermuatan penistaan agama di Kepulauan Seribu beberapa waktu yang lalu. Tapi NU dan Muhammadiyah lebih memilih penyelesaian kasus dugaan penistaan agama tersebut kepada Negara melalui proses penegakan hukum. Bukan melalui cara-cara yang tidak elegan dan inkonsitusional yang berpotensi melemahkan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.
NU dan Muhammadiyah tidak akan terpancing oleh bujukan ormas-ormas tertentu yang baru lahir kemaren sore yang belum jelas komitmen kebangsaannya yang bagi mereka sepertinya tidak terlalu penting memikirkan apakah tanah air dan bangsa ini tetap terjaga dan terpelihara kedamaian dan keharmonisannya yang penting apa yang menjadi aspirasi dan keinginan mereka bisa tercapai.
Disinilah letak kebijakan ulama NU dan Muhammadiyah dalam menyikapi dinamika dan persoalan bangsa ini. Bagi mereka kemaslahatan dan keutuhan bangsa ini harus menjadi skala prioritas daripada mengedepankan kepentingan-kepentingan sektarian dan pragmatis.
Sejarah telah mencatat baik NU dan Muhammadiyah sama-sama memiliki kontribusi dan peran cukup besar dalam berjuang menegakan dan mempertahankan kemerdekaan sehingga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdiri kokoh. NU dan Muhammadiyah telah mampu merajut hubungan yang harmonis antara agama dan negara. Kedua organisasi Islam ini telah mampu membangun wajah Islam yang toleran dan moderat di Indonesia sehingga Islam Indonesia bisa menjadi kiblat dunia untuk belajar tentang Islam yang berkeadaban dan berkemajuan.
Karena itu, NU dan Muhammadiyah tentu tidak setuju bila wajah Islam Indonesia yang ramah dan santun akan diubah menjadi wajah Islam yang kasar (keras) yang senantiasa diliputi aroma kebencian dan permusuhan yang tentu saja akan merusak tatanan kehidupan beragama di Indonesia yang sudah baik.
Sehubungan dengan itu, Indonesia ini akan tetap aman dan harmonis, bila organisasi NU dan Muhammadiyah senantiasa diperhatikan eksistensinya dan diberi peran oleh Negara ini untuk ikut terlibat secara aktif dalam mengatasi permasalahan bangsa ini. Pemerintah negeri ini jangan lupa bahwa Indonesia adalah negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia. Mengabaikan aspek Islam dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara adalah satu sikap yang tidak realistis dan berpotensi akan menimbulkan persoalan serius.
Satu langkah paling bijak yang harus dilakukan pemerintah dalam hal ini adalah tetap merawat hubungan yang harmonis antara Islam dan Negara yang sudah dibangun fondasinya oleh NU dan Muhammadiyah tersebut dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Wallah A’lam[].
Penulis: H.Amrizal Isa, M.Ag
Bagikan
USTADZ AMRIZAL: KOMITMEN KEBANGSAAN NU DAN MUHAMMADIYAH SUDAH TERUJI UNTUK NKRI
4/
5
Oleh
BEDENAI INFO