Tuesday, December 13, 2016

GEJALA SENTIMEN IDEOLOGIS


Akhir-akhir ini gejala sentimen ideologis semakin menguat baik di kalangan umat Islam sendiri maupun di kalangan non Muslim. Di Group WA (WhatsApp) dan Fb (Facebook) milik sebagian umat Islam gencar sekali propaganda yang menanamkan kecurigaan bahkan sikap antipati terhadap non muslim. Begitu juga sebaliknya di Group WA dan Fb milik sebagian non Muslim gencar sekali propaganda yang menanamkan kecurigaan bahkan sikap antipati terhadap non Muslim.

Ini merupakan satu fenomena yang mengkhawatirkan sekali. Apabila hal ini tidak segera diredam maka dalam jangka waktu panjang akan berpotensi menciptakan kegaduhan bahkan konflik yang bernuansa SARA di dunia nyata. Jika kegaduhan atau konflik tersebut terjadi, maka pihak ketiga yang memainkan politik devide at empera (Adu domba.red) akan bertepuk tangan karena misi mereka sudah berhasil untuk memecah belahkan Indonesia. Karena mereka tidak ingin Indonesia sebagai negeri berkembang yang baru mau bangkit menjadi pesaing mereka di dunia Internasional.

Oleh karena itu diharapkan kepada baik umat Islam maupun non Muslim untuk berupaya menahan diri. Umat Islam boleh marah tapi jangan sampai berlebih-lebihan karena Allah SWT. tidak suka kepada orang yang berlebih-lebihan. Umat non Muslim juga diharapkan untuk menjaga sikap agar jangan mengeluarkan pernyataan atau berbuat sesuatu yang menyinggung perasaan umat Islam. Kerukunan umat beragama itu akan terbangun apabila masing-masing umat beragama bisa saling menjaga dan saling menghormati.

Peran pemerintah dalam hal ini sangat dituntut sekali umat memelihara kerukunan umat beragama. Pemerintah harus menindak tegas siapa saja yang berupaya untuk menciptakan permusuhan antar umat beragama sehingga potensi kegaduhan (konflik) bisa diredam. Para tokoh masing-masing agama juga dituntut peran mereka untuk menenangkan para pengikutnya (jamaahnya). Jangan pula mereka ikut memanas-manaskan situasi sehingga para jamaah (pengikut) mereka menjadi terpancing emosinya dan bertindak out of control.

Sebagai bangsa Indonesia yang memiliki keanekaragaman budaya dan agama sudah sejak lama kita hidup berdampingan dengan rukun dan damai. Tidak ada kecurigaan dan permusuhan antara satu sama lain. Di lembaga-lembaga pendidikan anak-anak orang Islam bisa menjalin pertemanan yang baik dengan anak-anak non muslim. Banyak orang-orang Melayu yang bekerja di perusahaan milik non Muslim. Bila isu-isu sentimen ideologis selalu disebar luaskan, maka secara psikologis akan mempengaruhi sikap sosial masing-masing umat beragama sehingga tumbuhlah kecurigaan dan permusuhan antara satu sama lain yang hal ini akan menggangu relasi sosial antar umat beragama.

Sebagai bangsa yang menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan, tentu kita tidak ingin hal itu sampai terjadi. kecuali kalau kita memang sengaja menginginkan bangsa ini porak poranda dan terpecah belah dan pihak ketiga akan mengambil keuntungan darinya.

Ajaran agama manapun tidak ada yang mengajarkan kebencian dan permusuhan antara satu dan lainnya. Semua agama menanamkan semangat cinta damai dan kasih sayang kepada sesama. Kalau ada orang beragama yang menebarkan kebencian dan permusuhan itu sebenarnya menyalahi ajaran agamanya. Dan Ia bukanlah orang yang beragama dalam arti yang sesungguhnya.

Kewajiban setiap umat beragama untuk merajut ukhuwah basyariyah (persaudaraan atas dasar kemanusiaan). Sebagai manusia kita berasal dari jenis yang sama. Antara sesama manusia kita tidak boleh saling menyakiti dan saling berbuat aniaya satu sama lain meskipun ideologi dan keyakinan berbeda-beda. Sebenarnya kalau Tuhan mau, dengan kekuasaannya Dia bisa membuat umat manusia menjadi satu umat saja. Tapi hal itu tidak dilakukan dan perbedaan itu sengaja diciptakan agar satu sama lain bisa saling mengenal karateristik masing-masing dan saling memahami serta berproses dalam menemukan kebenaran hakiki. Wallahu 'Alam[].

Penulis : H.Amrizal, M.Ag

Bagikan

Jangan lewatkan

GEJALA SENTIMEN IDEOLOGIS
4/ 5
Oleh BEDENAI INFO

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.

Comments
0 Comments