Thursday, January 3, 2019

PSIKOLOGI WARGANET


"Prilaku-prilaku warganet di media sosial boleh jadi menggambarkan jatidirinya yang sesungguhnya"

Warganet adalah orang-orang yang aktif terlibat dalam komunitas maya atau internet pada umumnya. Ada juga yang menyebutkannya dengan netizen yang merupakan lakuran dari kata citizen dan internet (citizen of net) yang berarti warga internet. (https://id.m.wikipedia.org)

Internet mungkin lebih tepatnya media sosial merupakan sarana bagi banyak orang akhir-akhir ini untuk saling berinteraksi sesama mereka. Meskipun tidak berhadapan-hadapan secara langsung; hanya melalui pesan-pesan tulisan, atau visual atau audio atau audio visual. Tapi sudah cukup membuat komunikasi mereka berlangsung efektif dan efisien.

Warganet pada hakekatnya manusia. Hanya saja mereka bekerja di balik layar komputer atau smartphonenya. Karena mereka manusia, prilaku-prilaku warganet adalah sesuatu yang menarik untuk diamati dan dikaji. Inilah yang saye istilahkan dengan "psikologi warganet". Psikologi adalah cabang ilmu yang mempelajari gejala-gejala jiwa manusia melalui prilaku-prilaku yang tampak.

Secara umum warganet menggunakan media sosial untuk berbagai tujuan, yaitu untuk berkomunikasi satu sama lain, mengekspos diri dan kegiatan (aktifitas) sehari-hari, memasarkan (promosi) bisnis, media kampanye politik, berkongsi pengetahuan dan pengalaman, meluahkan isi hati dan kritik, dan lain sebagainya.

Prilaku-prilaku warganet dalam mewujudkan tujuan-tujuan sebagaimana disebutkan sebelumnya adalah sesuatu yang wajar dan manusiawi. Karena secara psikologis, rata-rata manusia ingin menunjukkan eksistensinya dengan maksud untuk mendapatkan pengakuan oleh publik. Pengakuan itu membuat mereka dikenal alias menjadi populer.

Setiap warganet merasa senang bila postingannya banyak yang menanggapinya baik dalam bentuk komentar maupun menge-like-nya. Sebaliknya kalau postingannya tidak ada yang merespon, sepertinya agak sedikit terganggu emosinya. Kadang-kadang banyaknya respon terhadap postingan seseorang menjadi tolok ukur tingkat kepopulerannya.

Selain itu ada juga prilaku netizen yang sensitif atau dalam bahasa gaul disebut suka baper (bawa perasaan). Mereka merasa tersindir oleh postingan-postingan tertentu lalu kemudian mereka membalasnya dalam bentuk postingan lain di accountnya yang bermuatan sindiran pula. Tidak jarang prilaku seperti ini berujung pada perdebatan sengit di dunia maya.

Ada juga prilaku warganet yang kurang selektif dalam memposting sesuatu di account pribadinya sehingga dilihat dan dibaca banyak orang. Apa saja yang berhubungan dengannya selalu dipostingnya tanpa memilah-milah lagi mana yang patut dan mana yang kurang patut. Sehingga kadang-kadang hal yang bersifat pribadi atau seharusnya menjadi rahasia dipublish di media sosial. Akhirnya warganet memiliki persepsi kurang elok terhadapnya.

Apapun dan bagaimanapun prilaku-prilaku netizen di dunia maya, tak ada seorangpun yang bisa mencegahnya. Setiap orang memiliki kebebasan untuk mempublish apa saja di account milik pribadinya. Kadang-kadang postingan-postingan di media sosial menggambarkan jatidiri seseorang yang sesungguhnya yang bertolak belakang dengan prilakunya di dunia nyata. Hanya asas kepantasan dan kepatutanlah yang bisa membatasinya. Meskipun standarisasi kepantasan dan kepatutan masih bersifat relatif. 
Wallah A'lam[].

Oleh : H. Amrizal, MA

Bagikan

Jangan lewatkan

PSIKOLOGI WARGANET
4/ 5
Oleh BEDENAI INFO

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.

Comments
0 Comments