Tuesday, December 13, 2016

NABI (MUHAMMAD SAW) BUKAN SOSOK PEMARAH


Diriwayatkan, bahwa Rasulullah setiap kali pulang dari masjid Beliau diludahi oleh seorang kafir, suatu hari rasulullah saw. tidak mendapati orang tersebut, ketika Rasulullah mengetahui orang itu ternyata sakit, beliau bergegas untuk menjenguknya, dan karena sebab itulah orang tersebut masuk Islam.

Masih dalam kisah serupa, diriwayatkan juga Ada seorang wanita tua yang sangat berani mencerca Rasulullah. Setiap kali Rasulullah lewat depan rumahnya, wanita tua itu selalu meludahkan air liurnya di hadapan Rasulullah. Suatu hari, Rasulullah tidak mendapati wanita tua itu meludah saat lewat di depan rumahnya. Hal itu membuat Rasulullah keheranan. Akhirnya, Rasulullah bertanya kepada seseorang, "Hai fulan, tahukah kamu, di mana wanita pemilik rumah ini, yang selalu meludahiku setiap aku lewat depan rumahnya?" Orang itu menjawab dengan acuh, "Apa kau tidak tahu bahwa perempuan itu sudah beberapa hari terbaring sakit?" Mendengar jawaban itu, Rasulullah mengangguk-anggukkan kepala dan melanjutkan perjalanan menuju masjid. Setelah selesai, Rasulullah memutuskan untuk menjenguk wanita tua itu.

Mengetahui Rasulullah menjenguknya, wanita tua itu kemudian meneteskan air mata. Dia kemudian bertanya mengapa Rasulullah mau menjenguknya. "Wahai Muhammad, mengapa engkau menjengukku, padahal aku selalu meludahimu setiap hari?" tanya wanita tua itu. Rasulullah kemudian menjawab, "Aku yakin, engkau meludahiku karena belum tahu tentang kebenaranku. JIka engkau sudah mengetahuinya, aku yakin engkau tak akan lagi melakukannya." Jawaban Rasulullah membuat dada wanita tua itu sesak dan sedikit kesulitan bernapas. Si wanita kemudian mencoba mengatur napas dan menenangkan diri. Setelah dalam keadaan tenang, wanita tua itu kemudian berbicara, "Wahai Muhammad, mulai saat ini aku bersaksi mengikuti agamamu." Wanita tua itu kemudian mengucapkan kalimat syahadat di hadapan Rasulullah.

Ibnu Mas’ud meriwayatkan bahwa ia melihat Nabi tengah sholat di dekat Ka’bah, dan pada saat yang sama Abu Jahal dan gerombolannya duduk-duduk tak jauh dari situ.“Siapa mau membawa kotoran-kotoran kambing, yang disembelih kemarin, untuk ditaruh di atas punggung Muhammad, begitu dia sujud?” Tanya Abu Jahal kepada kawan-kawannya. maka Utbah bin Rabi’ah, Syaibah bin Rabi’ah, al-Walid bin Utbah, Umayyah bin Khalaf, serta Uqbah bin Abi Mu’ith bergerak mengambil kotoran. Mereka tunggu hingga Nabi sampai pada sujud. Sampai ketika Nabi saw sujud, ditaruhlah kotoran itu di antara dua bahu Nabi.

Abu Jahal, punggawa Quraisy yang selalu berupaya menghancurkan Nabi itu, dan gerombolannya menyaksikan dengan tawa keras. Nabi tetap dalam sujud hingga Fatimah az-Zahra membersihkan sembari meneteskan air mata. Nabi tidak memerintahkan Sahabat-Sahabat untuk membalas balik perlakuan Abu Jahal Cs. Beliau hanya berdoa, “Allahumma alaika bi Quraisy, alaika bi Quraisy, alaika bi Quraisy.” Ya Allah, binasakan mereka, bangsa Quraisy yang pongah itu.

Suatu saat, Rasulullah saw bertemu dengan penduduk Thâ’if. Beliau langsung menawarkan agama Islam kepada mereka, tapi ajakan tulus itu ditolak mentah-mentah. Penduduk Thâ’if membentuk dua barisan. Sejurus kemudian, mereka membungkukkan badan untuk mengambil batu. Tangan mereka kini telah penuh dengan batu keras. Jumlahnya banyak. Setiap orang telah siap melempari Rasulullah saw dengan batu yang tergenggam di tangan. Untuk beberapa saat, Nabi saw dan Zaid bin Hâritsah tak bergerak. Mereka tak menduga dengan situasi yang berubah cepat. Batu-batu mulai dilontarkan. Nabi saw dan Zaid berusaha lari. Batu-batu itu beterbangan menuju tubuh Nabi saw dan Zaid. Keduanya terus berusaha menyelamatkan diri mencari tempat persembunyian, tetapi mereka kalah cepat.

Batu-batu itu silih berganti mendarat di kepala dan sekujur tubuh mereka. Nabi saw tak dapat lagi mengelak. Zaid berusaha menggunakan tubuhnya untuk melindungi Rasulullah saw, tetapi sia-sia saja. Batu itu datang bak hujan deras yang turun dari langit, menghujam tubuh beliau tak kenal henti. Mereka melempar batu yang diarahkan ke pembuluh darah di atas tumit Nabi saw sehingga kedua sandal beliau saw basah bersimbah darah. Darah segar mulai mengucur dari tubuh Rasulullah saw. Manusia mulia itu Terus berlari menghindari amukan penduduk Thâ’if, hingga Rasulullah saw berlindung di balik tembok milik ‘Utbah dan Syaibah, dua orang putra Rabi’ah, yang terletak tiga mil dari kota Thâ’if. Dalam situasi ini, malaikat Jibril menawarkan untuk membinasakan mereka, Rasulullah saw. menolak bahkan Rasulullah saw. mendoakan mereka agar mendapat pengampunan Allah.

Inilah rasulullah saw sosok sangat pemaaf, tidak mudah merasa sakit hati dan tidak pendendam walaupun diperlakukan dengan perbuatan yang sangat menyakitkan sekalipun. Beliau dicaci, dihina, disakiti tetapi dengan mudahnya beliau melupakan itu semua. Assalamu Alaika ya Rasulullah, 
Assalamu Alaika ya Habib Allah. 
Wallahu'alam[].

Penulis : H.Amrizal, M.Ag

Bagikan

Jangan lewatkan

NABI (MUHAMMAD SAW) BUKAN SOSOK PEMARAH
4/ 5
Oleh BEDENAI INFO

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.

Comments
0 Comments