Thursday, April 19, 2018

ADAT MENETAU DALAM PESTA PERKAWINAN MASYARAKAT KUDAP

Untuk menjaga pelaksanaan pesta pernikahan dari gangguan dan hal-hal yang tidak diinginkan, di kalangan masyarakat Desa Kudap Kabupaten Meranti dikenal dengan adat Tetau atau Menetau. Biasanya adat ini sering dilakanakan ketika orang melayu membuka lahan atau ingin membangun rumah di lahan yang baru. Tetau ini adalah sebuah ritual yang bisa di katakan cukup sakral, namun bukan untuk memuja melainkan untuk berinteraksi dengan makhluk halus yang tidak terlihat yang mendiami suatu wilayah tersebut. kemudian peranan ritual penetauan ini iyalah untuk memindahkan makhluk tersebut dengan cara yang sakral dan memberikan mahar atau syarat pada tempat tersebut agar Mahluk halus ini pindah dari lahan dan tidak mengganggu.

Dalam pelaksanaan pesta pernikahan ritual semacam menetau ini dapat juga dijumpai di kalangan orang melayu. namun berbeda pula caranya dan bentuk pelaksanaannya. Pelaksanaannya biasanya sangat tertutup dan hampir tidak diketahui orang-orang. meski upacara penetauan pada pesta pernikahan orang melayu bukanlah bagian dari pelaksanaan pesta, namun penetauan ini berperan sebagai dari upaya untuk menjaga berjalannya pesta sekiranya apabila diperlukan.

Pelaksanaan Tetau pada pesta pernikahan orang melayu Dedap dilakukan pada tiga tahap Penetauan di waktu yang berbeda maupun bersamaan sesuai dengan pengondisian pelaksanaan. Adapun bentuk pelaksanaannya antara lain:

1. Saat pinjam-meminjam
Orang melayu biasanya memiliki persatuan yang ditujukan untuk memudahkan suatu kepentingan yang dapat dipakai secara bersama. Seperti halnya persatuan perlengkapan pecah belah yang dikhususkan untuk pesta-pesta besar, Salah satunya pernikahan.

Pada saat pinjam meminjam pecah belah ini lah penetauan pertama dilakukan. Hal ini dilakukan pada objek kebendaan yang di gunakan untuk pesta tersebaut. Seperti perlengkapan memasak. Perlengkapan makan seperti piring dan mangkok. Penetauan biasanya berbentuk tepuk tepung tawar yang di khususkan kepada kebendaan itu tadi.

2. Pada saat menegakkan bangsal undangan dan bangsal kerja.
Orang melayu senang bekerja sama atau istilah gotong royong, pada saat plaksanaan pernikahan orang melayu biasa dikenal dengan istilah rewang. Rewang adalah betuk gotong royong yang di lakukan untuk saling menolong persiapan sebelum pelaksanaan pesta sampai pada hari pelaksanaan. Salah satunya adalah menegakkan bangsal. Bangsal adalah bentuk banguan yang terbuat dari kayu yang diatap atau pelindung namun tidak diberi dinding (balai). Fungsi bangsal untuk menjamu tamu undangan yang menghadiri pesta pernikahan, Namun ada juga bangsal yang dikuhuskan untuk bekerja. Biasanya ditempati untuk peralatan dan persiapan bahan makanan untuk menjamu tamu undangan. Kedua bangsal ini memiliki letak posisi pernikahan, Bangsal undangan biasanya di letakkan di halaman depan rumah yang lebih dekat dengan posisi jalan dan bangsal kerja biasanya terletak di belakang rumah atau di samping serta lebih terlindung dan cendrung tertutup.

Bangsal yang telah didirikan kemudian didoakan atau ditetau, metodenya masih sama seperti saat penetauan pinjam meminjam, hanya saja bangsal yang luas biasanya di siramkan air yang telah didoakan pada setiap sudutnya.

3. Pada Hari Pelaksanaan
Fase inilah inti dari pelaksanaan pesta pernikahan. Dimana acara seutuhnya berjalan hingga selesai. Pagi-pagi di awal hari menjelang pelaksanaan resepsi pernikahan dilakukan penetauan. Ritual ini juga dilakukan sangat tertutup dan hampir tidak diketahui orang. Metode pelaksanaan biasanya menyiramkan air yang didoakan pada setiap sudut lahan dimana rumah berdiri.

Tujuan dari adat Tetau ini adalah untuk menjaga pelaksanaan pesta pernikahan agar makhluk-makhluk halus  tidak dapat menganggu supaya tidak terjadi kecacatan pelaksanaannya[].

Oleh: Muhammad Sopian
*Mahasiswa STAIN AL - Kautsar Bengkalis

Bagikan

Jangan lewatkan

ADAT MENETAU DALAM PESTA PERKAWINAN MASYARAKAT KUDAP
4/ 5
Oleh BEDENAI INFO

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.

Comments
0 Comments